Orang - Orang Kongkow

Dulu sering kita melihat ketika kita memasuki jalan-jalan kecil atau di gang-gang sempit banyak anak-anak muda yang duduk-duduk sambil bermain gitar bernyanyi-nyanyi dengan berteriak-teriak. Sekarang pemandangan seperti itu sudah sangat jarang kita temui, dan hampir tidak ada lagi.

Semua aktifitas anak muda tersebut sekarang sudah berpindah ke café-café, warung-warung kopi atau warung pojok. Aktifitas seperti itu disebut nongkrong atau majlas (dalam istilah sebagian keturunan Arab) atau kongkow (dalam Bahasa Betawi gaul).

Hampir di kota-kota besar maupun kota-kota kecil terdapat tempat nongkrong/ atau kafe yang rata-rata pengunjung anak muda bahkan ada juga sebagaian orang tua. Pemanadangan ini akan Nampak jika hari sudah mulai senja.



Mengenai hal ini Nabi Muhammad Saw 14 abad yang silam sudah mengingatkan dalam hadisnya :

إيـــاكم والجـلـوس على الطرقات, قــالـوا : يا رســـول الله, مـالنـا بدمن مجلسنا, نتحدث فيها, قال فأما اذا ابيتم فأعـطـوا الطـــــريق حقه. قالوا : وما حقه؟ قال : غض البصر, وكف الاذى, وردالسلام, والامر بالمعــــروف, والنهــــي عن المنكر

Jauhkanlah oleh kalian duduk di jalan-jalan.” Mereka berkata: ya rasulullah! Kami tidak ada jalan keluar (pilihan). Tepi jalan itu adalah majlis kami yang kami dapat berbincang-bincang padanya” Rasulullah menjawab: “jika kamu enggan, maka berilah kepada jalan itu haknya”. Mereka bertanya: apakah haknya? Rasul menjawab : menundukan pandangan dan tidak mengganggu dan membalas salam serta amar ma’ruf dan nahi munkar.”

Dari hadits nabi diatas dapat kita simpulkan, bahwa nongkrong atau duduk-duduk ditepi jalan itu dibolehkan bila memenuhi kriteria menundukan pandangan, tidak mengganggu pengguna jalan, menjawab salam, memerintahkan kepada kebaikan, melarang kemungkaran, Jauhi ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan wanita)

Agar aktifitas nongkrong ini bisa menjadi ladang pahala atau tidak berubah menjadi ladang dosa, sebaiknya kita pahami adab-adab nongkrong berikut :

1.    Pastikan niat nongkrong ikhlas karena Allah, yaitu semata-mata ingin bertemu ikhwah fillah untuk duduk sejenak mengingat Allah. Sebagaimana ajakan Muadz kepada sahabatnya:

إجلس بنا نؤمن ساعة

                      Marilah duduk sejenak bersama kita untuk beriman sesaat

 

2.    Jaga lisan dari perkataan sia-sia yang mengandung dusta dan kebathilan apalagi sampai melukai lawan bicara. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

      Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq alaihi)

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

      Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari).

 

3.    Jauhi Ghibah dan namimah.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

 قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ

 

      Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Tahukah kalian, apakah ghibah itu? Para sahabat menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘(ghibah itu) engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah.., bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab, jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah memfitnahnya” (HR. Muslim).

 

 

 

4.    Jauhi canda yang dusta. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

      Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah dia, celakalah dia” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).

5.    Pilih topik pembicaraan yang mengandung manfaat. Imam Al-Mawardi mengatakan: “Ketahuilah.. Sebuah pembicaraan memiliki syarat-syarat dimana seorang pembicara tidak akan selamat dari kesalahan kecuali dengan merealisasikan syarat-syarat tersebut.

a.    Hendaklah pembicaran tersebut karena suatu keperluan, baik untuk mengambil manfaat atau mencegah keburukan.

b.    Pembicaraan tersebut sebaiknya disampaikan pada tempatnya dengan memperhatikan sikon yang tepat.

c.     Berbicara seperlunya

d.    Memilih bahasa yang tepat saat berbicara. (Adab Ad-Dunya Wa Ad-Din: 275)

b.    Bagi porsi bicara dengan kawan nongkrong anda, jangan hanya mau di dengar saja, jadilah pendengar yang baik juga.

c.     Jangan berbicara pada sesuatu yang bukan keahlian kita.

d.    Jangan berlama-lama saat nongkrong, sebab terkadang waktu nongkrong yang lama dapat menyeret kita pada hal-hal yang dilarang. Imam Az-Zuhri mengatakan,

إذا طال المجلس كان للشيطان فيه نصيب

e.        “Bila waktu bermajelis mulai panjang, maka syaithan punya bagian dalam majelis tersebut” (Al-Hilyah)

  1. Ingat !!! Semua yang kita ucapkan tercatat rapi disisi-Nya dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Allah azza wa jalla berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

g.       Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS: Qaf :18)

إنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا

h.       Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban’ (QS: Al-Isra’:36)

Bagi sahabat fillah yang suka nongkrong dan belum bisa memenuhi kriteria penuhi dulu kriterianya. Allahu ‘alam. (Asdi)

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama