Rindu Yang Membuncah


Rasa itu…seperti anak kecil yang terlelap saat dipukung

Rasa itu…seperti buaian ombak sungai Mentaya ketika berjukung

Rasa itu…seperti kaki yang berdesir kala menginjak bibir pantai Ujung Pandaran Sampit

Rasa itu…seperti gemuruh pengharapan kepada penguasa alam ketika upacara

Simah Laut berlangsung

Ya, rasa itu…menggelepar dahsyat seperti kerbau yang ditumbak saat ritual Tiwah

Rasa itu…         membuncah tak tahu arah

                        seonggok rindu yang tak berujung

sebuah MANEKIN RASA tanpa ASA

Tapi…rindu itu terus saja tercurah seperti derasnya air terjun Coban Rondo Malang

Tapi…rindu itu senantiasa mengejar seperti anak kecil yang terpukau pada kupu-kupu     di Taman Wisata Bantimurung Makassar

Tapi…rindu itu selalu menggema seperti tetesan air disela-sela stalagtit dan stalagmit      Goa Maharani Lamongan

Tapi…rindu itu tetap merayap liar seperti ular Sanca yang memburu mangsa di Alas         Roban Jawa Tengah

Ya, rindu itu seakan tak bisa ditawar lagi, bagaikan NKRI Harga Mati

Ya, rindu itu seakan tak bergeming seperti Pandemi Corona yang melanda negeri ini

Ya, rindu itu membuncah tak bisa diterka bagai Virus Corona

RINDU YANG MEMBUNCAH kepada makhluk yang bernama MANUSIA karena adanya      Corona yang menyita RASA, hingga lupa bahwa ada RINDU YANG HAKIKI            kepada SANG PEMBERI  SEGALA.

Sampit, 25 September 2020

Created by imleh itnayirpus

 

BIODATA

Nama Lengkap            :  Helmi Supriyanti, S. Psi., M. Pd.

Pekerjaan                    :  Guru BK MAN Kota Palangkaraya

Email/ WA                   :  helmisupriyanti@gmail.com/ 085218011666

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama