Vonis masuk neraka itu diberikan
saat Nabi Muhammad melakukan dakwah pertamanya secara terang-terangan di atas
Bukit Shafa. Bagaimana tidak kaget, orangnya masih hidup dan kelak ia akan masuk neraka.
Vonis itu terjadi tidak lain
karena perbuatannya yang selalu menghalang-halangi dakwah Nabi. Sehingga apa
yang dilakukan seseorang akan memberikan dampak ke depan akan kehidupannya
kelak.
Meski demikian, sebenarnya Abu
Lahab bisa saja merubah vonis tersebut dengan berpura-pura masuk Islam dan
menerima ajaran Nabi, sehingga apa yang dikatakan Alquran dalam surah al Lahab
ayat 3 kelak ia akan masuk neraka yang menyala-nyala menjadi terbantahkan dan
orang pun akan mengatakan Alquran bukanlah kitab suci dari Allah Swt, tetapi
hanya omongan Nabi Muhammad saja.
Ternyata Abu Lahab tidak mampu
berbuat apa-apa, ia tidak bisa merubah takdirnya masuk neraka, meskipun ia
harus berpura-pura menerima ajaran Muhammad. Hal itu sudah dikatakan Allah dalam
Quran surah 2 : 6 – 7 : “ Sessungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi
mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga
akan beriman “.
Mengapa bisa demikian ? lanjutan
ayatnya dikarenakan pintu hati, pendengaran dan penglihatan mereka dikunci mati
oleh Allah Swt.
Kembali lagi kepada perbuatan
kita, orang yang berbuat baik atau orang yang berbuat buruk selama hidupnya
akan memberi bekas kepada hatinya, sehingga hatinya bisa tertutup jika ia
selalu berbuat buruk dan pintu hatinya akan selalu terbuka jika ia selalu
berbuat baik.
Makanya Nabi Muhammad mengatakan
dalam hadisnya iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik, karena ia
akan menghapus keburukan kamu. Maksud hadis ini tidaklah kita disuruh untuk
berbuat buruk lalu melakukan perbuatan baik, namun apabila kita melakukan
keburukan dikarenakan kelalaian atau tidak disengaja, atau karena keadaan yang
menyebabkan kita berbuat buruk, maka perbanyaklah melakukan perbuatan baik,
sehingga perbuatan buruk tadi akan tertutupi dengan perbuatan baik tersebut.
Perbuatan buruk seseorang atau
perbuatan baik seseorang ternyata sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti
halnya Abu Lahab, ia selalu melakukan keburukan dan berpengaruh buruk terhadap
istrinya Ummu Jamil yang mengakibat ia juga ikut masuk neraka, “ Begitu pula
istrinya pembawa kayu bakar di lehernya ada tali dari sabut “ (QS. Al Lahab :
4-5).
Derita Abu Lahab ternyata tidak
hanya tergambar di akhirat saja, akan tetapi di kehidupan dunianya pun ia
selalu menderita, karena semua harta dan upaya yang ia lakukan tidak berguna
sama sekali, bahkan anaknya pun sendiri tidak mampu untuk menolongnya dari azab
neraka. Dan ia pun mati dengan sia-sia, tidak ada orang yang mau mendekati
mayatnya. Ia hanya dikuburkan dengan menggunakan tongkat yang panjang guna
mendorong mayatnya untuk dimasuk ke dalam lubang yang sudah disediakan.
Skenario Abu Lahab tak mampu
untuk merubah Alquran, karena Alquran adalah Kalam Allah yang benar, bahkan
Allah menantang manusia, bahkan jin untuk membuat yang semisal dengan Alquran,
pasti tidak akan mampu (QS. 17 : 88, QS. 11 : 13-14, QS. 10 : 38).
Mengapa demikian ? karena Allah
Swt sudah menjamin akan menjaga Alquran hingga hari kiamat ( QS. 15 : 9 ), “
Kamilah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang memeliharanya”. Jadi
tidaklah mungkin Alquran itu bisa dipalsukan, karena Alquran yang palsu akan
mudah diketahui.
Alquran memiliki kemukjizatan dari
segi bahasa. Gaya bahasa dan sastranya sangat tinggi, sehingga seorang penyair
hebatpun tidak bisa membuat kata-kata yang sebaik Alquran.
Alquran sangat mudah diingat dan
dihapal karena ia mempunyai susunan kata dan kalimat yang sederhana. Kemudahan untuk
menghapal Alquran tidak didapatkan oleh kitab-ktab lain seperti Taurat, Zabur
dan Injil.
Alquran mempunyai pola atau ritme
yang rapi seperti halnya surah al Qadr yang selalu berakhiran huruf R sama
halnya seperti sajak yang memilki pola a – a – a – a, a – b – a – b. Sehingga
kata atau kalimat yang berpola akan
memudahkan bagi siapa yang menghapalkannya.
Semua fakta di atas cukuplah bagi
kita untuk meyakini akan kebenaran Alquran sebagai satu-satunya firman Allah
yang autentik. Cukuplah Alquran sebagai penuntun kita, cukuplah Alquran sebagai
penolong kita, wallahu ‘alam. (Asdi)
Posting Komentar