Skenario Abu Lahab Palsukan Alquran

 

(Jumat, 14 Safar 1442) 
    Siapa yang tak kenal Abu Lahab, ia adalah satu-satunya manusia di bumi ini yang divonis Allah dalam keadaan hidup masuk neraka. Ia adalah saudaranya Abdullah, ayahnya Nabi Muhammad Saw.

     Vonis masuk neraka itu diberikan saat Nabi Muhammad melakukan dakwah pertamanya secara terang-terangan di atas Bukit Shafa. Bagaimana tidak kaget, orangnya masih hidup dan kelak ia akan masuk neraka.

    Vonis itu terjadi tidak lain karena perbuatannya yang selalu menghalang-halangi dakwah Nabi. Sehingga apa yang dilakukan seseorang akan memberikan dampak ke depan akan kehidupannya kelak.

    Meski demikian, sebenarnya Abu Lahab bisa saja merubah vonis tersebut dengan berpura-pura masuk Islam dan menerima ajaran Nabi, sehingga apa yang dikatakan Alquran dalam surah al Lahab ayat 3 kelak ia akan masuk neraka yang menyala-nyala menjadi terbantahkan dan orang pun akan mengatakan Alquran bukanlah kitab suci dari Allah Swt, tetapi hanya omongan Nabi Muhammad saja.

      Ternyata Abu Lahab tidak mampu berbuat apa-apa, ia tidak bisa merubah takdirnya masuk neraka, meskipun ia harus berpura-pura menerima ajaran Muhammad. Hal itu sudah dikatakan Allah dalam Quran surah 2 : 6 – 7 : “ Sessungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman “.

    Mengapa bisa demikian ? lanjutan ayatnya dikarenakan pintu hati, pendengaran dan penglihatan mereka dikunci mati oleh Allah Swt.

       Kembali lagi kepada perbuatan kita, orang yang berbuat baik atau orang yang berbuat buruk selama hidupnya akan memberi bekas kepada hatinya, sehingga hatinya bisa tertutup jika ia selalu berbuat buruk dan pintu hatinya akan selalu terbuka jika ia selalu berbuat baik.

     Makanya Nabi Muhammad mengatakan dalam hadisnya iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik, karena ia akan menghapus keburukan kamu. Maksud hadis ini tidaklah kita disuruh untuk berbuat buruk lalu melakukan perbuatan baik, namun apabila kita melakukan keburukan dikarenakan kelalaian atau tidak disengaja, atau karena keadaan yang menyebabkan kita berbuat buruk, maka perbanyaklah melakukan perbuatan baik, sehingga perbuatan buruk tadi akan tertutupi dengan perbuatan baik tersebut.

    Perbuatan buruk seseorang atau perbuatan baik seseorang ternyata sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Seperti halnya Abu Lahab, ia selalu melakukan keburukan dan berpengaruh buruk terhadap istrinya Ummu Jamil yang mengakibat ia juga ikut masuk neraka, “ Begitu pula istrinya pembawa kayu bakar di lehernya ada tali dari sabut “ (QS. Al Lahab : 4-5).

       Derita Abu Lahab ternyata tidak hanya tergambar di akhirat saja, akan tetapi di kehidupan dunianya pun ia selalu menderita, karena semua harta dan upaya yang ia lakukan tidak berguna sama sekali, bahkan anaknya pun sendiri tidak mampu untuk menolongnya dari azab neraka. Dan ia pun mati dengan sia-sia, tidak ada orang yang mau mendekati mayatnya. Ia hanya dikuburkan dengan menggunakan tongkat yang panjang guna mendorong mayatnya untuk dimasuk ke dalam lubang yang sudah disediakan.

       Skenario Abu Lahab tak mampu untuk merubah Alquran, karena Alquran adalah Kalam Allah yang benar, bahkan Allah menantang manusia, bahkan jin untuk membuat yang semisal dengan Alquran, pasti tidak akan mampu (QS. 17 : 88, QS. 11 : 13-14, QS. 10 : 38).

        Mengapa demikian ? karena Allah Swt sudah menjamin akan menjaga Alquran hingga hari kiamat ( QS. 15 : 9 ), “ Kamilah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang memeliharanya”. Jadi tidaklah mungkin Alquran itu bisa dipalsukan, karena Alquran yang palsu akan mudah diketahui.

      Alquran memiliki kemukjizatan dari segi bahasa. Gaya bahasa dan sastranya sangat tinggi, sehingga seorang penyair hebatpun tidak bisa membuat kata-kata yang sebaik Alquran.

     Alquran sangat mudah diingat dan dihapal karena ia mempunyai susunan kata dan kalimat yang sederhana. Kemudahan untuk menghapal Alquran tidak didapatkan oleh kitab-ktab lain seperti Taurat, Zabur dan Injil.

      Alquran mempunyai pola atau ritme yang rapi seperti halnya surah al Qadr yang selalu berakhiran huruf R sama halnya seperti sajak yang memilki pola a – a – a – a, a – b – a – b. Sehingga kata atau kalimat yang berpola  akan memudahkan bagi siapa yang menghapalkannya.

     Semua fakta di atas cukuplah bagi kita untuk meyakini akan kebenaran Alquran sebagai satu-satunya firman Allah yang autentik. Cukuplah Alquran sebagai penuntun kita, cukuplah Alquran sebagai penolong kita, wallahu ‘alam. (Asdi)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama