Bukti Cinta Abdoullakh Anzorov Kepada Kekasihnya


Bukti cinta seseorang kepada kekasihnya biasanya melampaui kecintaannya kepada dirinya sendiri. Ia rela membahagiakan kekasihnya meskipun dirinya terabaikan. Ia tidak rela kalau kekasihnya dihina, dihujat, dicaci maki bahkan disakiti fisiknya oleh orang lain.

Bukti kecintaan tersebut diwujudkan oleh seorang pemuda yang bernama Abdoullakh Anzorov kepada kekasihnya. Pemuda 18 tahun yang berasal dari  Chechnya tersebut tidak rela kekasihnya dihina dan dihujat habis-habisan dihadapan orang banyak. Sehingga pada suatu saat ia memenggal kepala orang yang menghina kekasihnya tersebut dan ia pun rela mati terbunuh akibat tembakan pistol polisi yang mencoba menghentikan tindakannya.

Penghinaan Samuel Paty seorang guru sejarah dan geografi di Perancis saat menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya memicu reaksi dari umat Islam di dunia. Ditambah lagi pendapat Presiden Perancis Emmanuel Macron yang melegitimasi pendapat Samuel Paty dengan menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad di instansi pemerintahannya.

Penolakan dan pengutukan pendapat Macron tentang penghinaan kepada Nabi Muhammad merupakan bukti kecintaan seseorang kepada Nabinya. Hal ini juga telah dibuktikan para sahabat akan kecintaan mereka kepada Nabinya.

Diceritakan Anas ra bagaimana para sahabat yang tidak rela rambut Rasulullah jatuh ke tanah saat rambut Beliau dicukur tukang cukur, sehingga mereka menyambut jatuhan rambut Beliau di tangan mereka.

Begitu juga Aun bin Abu Juhaifah yang menceritakan dari ayahnya saat para sahabat Bilal bin Rabbah membawa bekas air wudhu Rasulullah dan orang-orang pun bererbut dengan air wudhu tersebut lalu mengusapkannya ke tubuhnya.

Lain kisah, Umi Sulaim yang mengumpulkan keringat Nabi Muhammad di dalam botol saat Nabi berkunjung ke rumahnya lalu tidur di ranjang Umi Sulaim dengan meninggalkan keringat yang menempel pada ranjang yang terbuat dari kulit.

Dalam riwayat lain juga disebutkan, bagaimana kekhawatiran para wanita saat Nabi Muhammad pergi berperang. Saat kembali berperang, para wanita tersebut tidak menanyakan bagaimana nasib suaminya, akan tetapi mereka menanyakan bagaimana keadaan Nabi, apakah Nabi selamat?

Semua peristiwa yang terjadi di atas adalah sebagai bukti dari kecintaaan mereka kepada Nabinya. Lalu bagaimana bukti kecintaan kamu kepada Nabi Muhammad?

Banyak ayat-ayat Alquran yang menyebutkan bagaimana mewujudkan kecintaan kepada Nabi Muhammad. Seperti dalam surah Ali Imran : 31 yang menyebutkan, “ Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni segala dosamu “.

Ayat tersebut memberikan isyarat bahwa dengan kita mengikuti Nabi Muhammad maka akan mendatangkan kecintaaan dan ampunan Allah.

Bagaimana tidak, Nabi Muhammad adalah kekasih Allah, Beliau diutus untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam. Beliau diutus sebagai contoh suri tauladan bagi manusia. Beliau diutus untuk memberikan kabar gembira dan peringatan bagi manusia.

Cukuplah Nabi Muhammad sebagai idola kita, cukuplah Nabi Muhammad sebagai panutan kita, cukuplah Nabi Muhammad sebagai penuntun kita. Karena Beliau adalah pengemban risalah Ilahi yaitu Alquran yang dimanisfestasikan Beliau melalui perkataan, perbuatan dan ketetapannya melalui hadis-hadisnya.

Bahkan keagungan akhlak beliaupun disebut Allah dalam Quran surah al Qalam : 4, “ Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung “. Sehingga Allah dan para malaikatpun bersalawat kepada Nabi ( QS. Al Ahzab : 56 ).

Salawatnya Allah dan para malaikat atas Nabi Muhammad Saw adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi, akan kepribadian dan keluhuran akhlak Beliau, bahkan kita pun juga ikut bersalawat kepada Beliau.

Karena salawat yang kita ucapkan adalah salah satu bukti kecintaan kita kepada Nabi. Sebagaimana layaknya cinta seseorang kepada kekasihnya, tentu ia akan banyak menyebut nama kekasihnya.

Selain salawat, bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad adalah dengan selalu mengerjakan apa saja yang pernah dikerjakan Nabi. Nabi membaca Quran maka kitapun membaca Quran. Nabi bersedekah maka kitapun bersedekah, Nabi menghormati penganut agama lain, kitapun menghormati penganut agama lain.

Bukti kecintaan kita yang lain bisa kita buktikan dengan sikap tidak senangnya kita terhadap penghinaan orang lain kepada Nabi. Sikap tidak senangnya kita bisa diwujudkan dalam bentuk kecaman terhadap pelaku penghinaan, sebagaimana kecaman dan kutukan umat Islam dunia terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Kecaman atau penolakan terhadap pelaku penghinaan Nabi Muhammad tersebut bisa kita lakukan melalui perbuatan, misalnya dengan menuliskan status di media sosial.

Walau bagaimanapun penghinaan terhadap simbol-simbol agama seseorang merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia, karena hal tersebut sudah memasuki wilayah keyakinan seseorang.

Namun demikian, kita sebagai umat Islam tentu tidak dibenarkan melakukan penghakiman terhadap pelaku penghinaan. Cukup bagi kita dengan menunjukkan sikap tidak setuju atau penolakan terhadap apa yang dilakukan pelaku penghinaan.

“Jika kamu melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisanmu, jika tidak mampu maka ubahlah dengan hatimu (doa), demikian itu adalah selemah-lemah iman “ (HR. Muslim).

“ … Jika kamu tidak bisa berkata benar maka hendaklah diam “ (HR. Muslim).

Demikian tulisan ini disampaikan dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad Saw 1442 H. Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan kepada pengikut-pengikutnya, aamiin.

 

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama